Juli Ayu Ningtyas
Mahasiswa Ulsan National Institute of Science and Technology
Alumni RK Regional Jakarta angkatan 8
Sejak masuk kuliah, Juli banyak dikenal dengan nama “Juli”. Alasannya adalah karena ospek di Fakultas Teknik Ul yang mengharuskan mahasiswa saling mengenal satu angkatan, sehingga Juli memilih menggunakan nama depannya agar lebih mudah. Sebelumnya, hingga usia 17 tahun, dia dipanggil “Tyas”, nama belakangnya. Juli sebenarnya tidak menyukai nama panggilan “Juli” pada awalnya, tetapi ironisnya, dia malah menyukainya sekarang.
Juli Ayu Ningtyas, alumni RK Angkatan 8 Regional 1 Jakarta, saat ini sedang berjuang melanjutkan studi di Korea Selatan di School of Energy and Chemical Engineering, Ulsan National Institute of Science and Technology (UNIST). Hal ini merupakan plot twist terbesar dalam hidupnya karena sebelumnya, sekitar 6 tahun lalu, dia menghindari riset dan tidak berniat melanjutkan karir di bidang kimia atau teknik proses. Namun, kini Juli justru terjun di dunia science and engineering research dengan mengambil program Master-PhD combined.
Awalnya, Juli mengambil jurusan Teknik Kimia di Ul karena percaya bahwa jurusan tersebut banyak mengandung materi fisika mekanika yang disukainya sejak SMP. Namun, ternyata lebih banyak materi fisika termodinamika yang membuatnya merasa malas. Meskipun demikian, dia berhasil lulus dengan susah payah dan memulai karir sebagai Junior Process Engineer. Setelah hampir 3 tahun sebagai process engineer, Juli memutuskan untuk meneruskan cita-citanya dan kuliah di luar negeri. Dia tertarik pada bidang sustainable energy, CO2 capture, hydrogen storage, dan techno-economic analysis, dan berhasil menemukan lab yang cocok untuk menunjang minat risetnya. Sehingga dia sekarang berada di UNIST, Korea Selatan.
Tahun awal 2022 adalah waktu yang galau bagi Juli karena dia merasa terjebak dalam banyak peran, terutama setelah kepergian ibunya. Juli harus menghadapi peran sebagai anak perempuan yang ingin menemani ayahnya di masa tua, kakak, dan ibu bagi adiknya, serta meraih cita-citanya sendiri. Untuk menghadapinya, dia meminta petunjuk dari Allah dan merasa bahwa posisinya saat ini adalah hasil dari kemurahan Allah.
Mengenai alasan memilih Korea sebagai tempat studi, Juli awalnya tidak menyukai kekorea-an saat SMA, tetapi sekarang dia malah menyukainya. Meskipun berbeda dengan nilai-nilai RK, dia merasa teman-teman di sana sudah memahami karakternya. Juli senang menghibur teman-teman dengan konten-konten receh dan kocak di media sosial, terutama saat bercerita tentang kehidupannya di Korea. Selain itu, dia juga ingin menyisipkan konten dakwah ringan agar lebih seimbang. Juli berencana untuk menjadi content creator dakwah comedy di berbagai platform, tetapi tetap ingin menjalani karir sebagai engineer dan researcher.
Juli menyadari bahwa hidupnya penuh dengan plot twist dan berbagai genre, namun dia percaya bahwa Allah adalah perencana terbaik. Dia ingin bertanggung jawab dengan amanah yang diberikan dan melakukan yang terbaik dengan ikhlas. Baginya, apa pun yang terjadi adalah rencana terbaik dari Allah, dan dia siap menerima dan menjalani perannya dengan baik dalam panggung kehidupan ini.