Sharing Alumni NLC 2023: Wawasan Penting dari Berbagai Klaster Karier

Jakarta, 26 Agustus 2023 – National Leadership Camp (NLC) 2023, yang diselenggarakan oleh Rumah Kepemimpinan, menghadirkan berbagai sesi Sharing Alumni yang memberikan wawasan penting bagi peserta dari berbagai klaster karier.

Klaster Akademisi dan Riset

Pada sesi akademisi dan riset, Aulia Qisthi, seorang dosen di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT UI), membahas peran penting Tridharma Perguruan Tinggi dan komponen utama tugas seorang dosen, seperti pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Selain itu, Izzudin Al-Farras, seorang peneliti di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), membahas tahapan karier akademisi dan peneliti serta perbedaan antara riset akademik dan riset kebijakan.

Klaster ASN

Dalam klaster ASN, Habibi Yusuf Sarjono, seorang ASN yang telah berhasil mencapai prestasi dalam karirnya, memberikan wawasan tentang karir di sektor publik, dengan penekanan pada komitmen, persiapan awal, dan tahapan karier dalam ASN.

Salim Fauzanul Ihsani, seorang ASN yang berkarir di Kementerian Keuangan, membagikan pengalamannya dan menyoroti perbedaan pendapatan ASN serta kelebihan dan realitas menjadi seorang ASN.

Klaster Sektor Ketiga

Sesi sektor ketiga menghadirkan Khuzaifah Hanum, Plt. Kepala Biro Koordinasi, Kerjasama, dan Harmonisasi Kebijakan BAZNAS RI, yang membahas pentingnya peran organisasi non-pemerintah (NGO) dalam mewujudkan keadilan sosial dan bagaimana individu dapat berkontribusi melalui berbagai jalur.

Siti Nurlaila Indriani, seorang peneliti di Su-re.co, membagikan pengalamannya sebagai seorang peneliti lingkungan dan menggambarkan peran sektor ketiga dalam menciptakan perubahan sosial dan lingkungan.

Klaster Profesional

Dari klaster profesional, peserta mendapatkan wawasan dari Ihkam Aufar Zuhairi, Senior Product Manager di Blibli.com, dan Taufiqullah Assyaukani, Marketing Director at Mayora, tentang berwirausaha, menjadi pemimpin visioner, serta tantangan dan peluang dalam dunia profesional. Mereka juga memberikan inspirasi tentang komitmen, kesabaran, dan visualisasi visi dalam mencapai tujuan karier.

Klaster Entrepreneur

Dalam klaster entrepreneur, Faisal Ramli, CEO Rumah Sehat, dan Akbar Buana Tafsili, COO Skolla Edtech, berbagi pengalaman dari dunia berbisnis dan wirausaha, serta menekankan pentingnya memasuki dunia bisnis dengan tekad kuat dan visi yang jauh ke depan.

Semua sesi Sharing Alumni ini memberikan peserta NLC 2023 wawasan berharga untuk merencanakan masa depan mereka dalam berbagai bidang karier. Para alumni dengan tulus mengungkapkan keterbukaan mereka untuk berbagi pengetahuan dan berkolaborasi dengan peserta NLC di masa depan. Sebuah testimoni dari salah seorang peserta menegaskan kegembiraannya atas materi dan pengalaman yang dibagikan oleh para alumni, menciptakan semangat untuk terus belajar dan berkembang dalam perjalanan karier mereka.

NLC 2023: Dr. Indrawan Nugroho Ajak Pemuda Gaungkan Inovasi Untuk Berkontribusi

Pada hari Jumat, tanggal 25 Agustus 2023, Idealisme Rumah Kepemimpinan melalui National Leadership Camp (NLC) 2023 menggelar sesi Dialog Tokoh yang inspiratif di Aula HB Yasin, PPPPTK Bahasa, Jakarta. Sesi ini mempertemukan lebih dari 300 peserta yang antusias dengan Dr. Indrawan Nugroho (CEO & Co-Founder CIAS) sebagai pembicara utama. Acara ini dimoderatori oleh Adi Wahyu Adji (Direktur Eksekutif Rumah Kepemimpinan).

Dalam dialog yang penuh semangat, Dr. Indrawan Nugroho mengajak para pemuda Indonesia untuk menjaga idealisme dalam membangun bangsa. Beliau membawakan materi berjudul “A wake up call for our beloved nation” yang menghadirkan data-data grafis terkait kapasitas inovasi Indonesia dalam kompetisi di tingkat regional.

“Paparan ini berisi makna di balik angka,” ujar Indrawan Nugroho. Data dari World Competitiveness Ranking pada tahun 2020 menunjukkan bahwa Indonesia mengalami peningkatan daya kompetisi dari peringkat 40 menjadi 37. Meskipun perubahan ini tidak signifikan, Indonesia dinilai memiliki potensi besar dalam bidang inovasi berkat kreativitas budaya dan sains yang dimilikinya.

Lebih lanjut, Indra menjelaskan bahwa peluang ini dapat dioptimalkan melalui beberapa pilar utama seperti pendidikan, fokus strategis, adaptabilitas, dan kebijakan yang mendukung bisnis. Pendekatan ini telah terbukti sukses di negara-negara seperti Hongkong, Jepang, China, Singapura, dan Korea Selatan.

Indrawan Nugroho juga menekankan bahwa “Competitiveness of a nation correlates directly with its income” (daya saing suatu negara berhubungan langsung dengan pendapatannya). Oleh karena itu, ia mendorong semua peserta NLC untuk turut berperan dalam menciptakan masa depan Indonesia yang lebih baik.

Pada sesi tanya jawab, peserta aktif bertanya kepada Dr. Indrawan Nugroho. Beberapa pertanyaan mencakup strategi inovasi yang berkelanjutan, cara memastikan inovasi yang ditawarkan menyelesaikan permasalahan, dan bagaimana mengatasi stagnansi dalam program inovasi.

Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Indra menekankan pentingnya inovasi yang berkelanjutan dengan desain inovasi yang tepat, pengelolaan dana sebagai modal investasi, dan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk mendukung ide-inovasi yang progresif.

Sesi Dialog Tokoh ini memberikan wawasan berharga tentang pentingnya idealisme dan inovasi dalam memajukan bangsa. Peserta diharapkan akan mengambil inspirasi dari dialog ini dan berperan aktif dalam menciptakan masa depan yang lebih cerah untuk Indonesia.

Dialog Alumni RK : Antara Idealisme dan Pragmatisme: Tantangan Menjaga Idealisme Kami di Dunia Nyata

Masih dalam rangkaian National Leadership Camp 2023, para peserta kedatangan 3 orang alumni spesial dalam malam idealisme. Dalam sebuah diskusi hangat namun berbobot bertajuk “Antara Idealisme dan Pragmatisme: Tantangan Menjaga Idealisme Kami di Dunia Nyata” diadakan. Acara ini mempertemukan beberapa alumni RK yang telah menjalani karier mereka dengan berbagai perjuangan dan kompromi di dunia nyata.

Lakso Anindito

Lakso Anindito, salah satu pembicara, menceritakan tentang pengalamannya berjuang di NGO dan UKP IV. Dia terlibat dalam kasus Mesuji, sebuah sengketa kompleks antara penegak hukum, masyarakat lokal, dan pengusaha sawit. Ini mencerminkan semangat dan usaha yang dia tanamkan ketika masih seorang mahasiswa.

Ketika bekerja di UKP IV selama pemerintahan SBY, Bang Lakso selalu menjadi bagian dari advokasi ketika ada isu-isu nasional yang penting. Namun, pengalamannya tidak berhenti di sana. Dia juga berkarier di KPK, sebuah lembaga yang memerangi korupsi di Indonesia. Namun, takdir berkata lain, ketika dia dipecat setelah mengikuti ujian TWK yang mengindikasikan kurangnya nilai nasionalisme dalam dirinya. Ini memberikan pelajaran bahwa menjalani karier sesuai dengan passion adalah kunci untuk mempertahankan idealisme.

Faldo Maldini

Faldo Maldini menceritakan pengalamannya setelah lulus dari RK. Dia menekankan betapa sulitnya menjaga “Mutaba’ah Yaumiah” atau ketaatan harian yang diajarkan oleh RK. Terkadang, dalam zona nyaman, pertumbuhan terhenti, dan kita harus mencari zona ketidaknyamanan untuk berkembang. Faldo juga berbicara tentang pengalamannya di berbagai universitas dan betapa pentingnya membuat pilihan yang tepat di awal karier.

Namun, Faldo juga memperingatkan tentang kenyataan politik di Indonesia. Dia mengatakan bahwa ketika seseorang memasuki dunia politik, idealisme sering kali terkikis oleh pragmatisme. Politik bisa menjadi jalur yang cepat untuk memengaruhi perubahan, tetapi juga merupakan tempat yang penuh dengan intrik dan taktik.

Shofwan Al-Banna

Shofwan Al-Banna, seorang alumni RK angkatan kedua, juga menceritakan tentang perjuangannya. Dia memiliki latar belakang yang tidak nyaman, dengan tempat tinggal yang nomaden. Namun, idealisme adalah senjata yang selalu menemani ketika dia melewati masa-masa sulit. Bagi Shofwan, motivasi adalah kunci untuk menjalani idealisme, dan keputusan harus didasarkan pada motivasi yang mulia.

Hari ini ketiga alumni tersebut sudah terjun ke dunia kontribusi masing-masing dengan tantangan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Lakso di dunia gerakan dan aktivisme, Faldo di dunia politik, dan Shofwan di dunia gerakan intelektual kampus. Ujian idealisme ada dimana-mana, tidak hanya di dunia politik. 

Pada sesi tanya jawab, beberapa peserta mengajukan pertanyaan tentang bagaimana menjaga idealisme sepanjang hidup, terutama ketika dihadapkan dengan kompromi pragmatis. Para pembicara menekankan pentingnya menemukan keseimbangan antara idealisme dan pragmatisme dalam perjalanan karier. Mereka juga membagikan pengalaman dan nasihat mereka tentang bagaimana menjaga semangat idealisme dalam berbagai situasi yang berbeda.

NLC 2023 : Membangun Jalur Karir Anda Dari Persiapan hingga Sukses

Masih sebagai bagian dari Literacy Day di hari pertama National Leadership Camp 2023, Rumah Kepemimpinan menggelar dialog pakar bersama Angga Fauzan, CEO dan Co-Founder My Skill. Tema yang menjadi bahan diskusi adalah “Literasi Karir: Membangun Jalur Karir Anda: Dari Persiapan hingga Sukses”

Dalam presentasinya, Angga membandingkan perjalanan membangun karir dengan bermain game, di mana Anda perlu memaksimalkan peluang. Beberapa faktor yang memengaruhi kesuksesan dalam mencari pekerjaan termasuk:

Hard Skill: Sejauh mana Anda memiliki kemampuan teknis dalam suatu bidang.

Soft Skill: Kemampuan Anda dalam mengelola diri sendiri dan berinteraksi dengan orang lain.

Delivery: Kemampuan Anda dalam mempresentasikan diri dengan baik.

Background: Latar belakang pendidikan atau pengalaman Anda.

Suitability: Sejauh mana Anda cocok dengan posisi yang Anda incar.

Competitive: Kemampuan bersaing dengan kandidat lain.

Angga menekankan bahwa penting untuk menguasai semua faktor ini, bukan hanya salah satunya. Seimbangkan antara penawaran yang Anda miliki (supply) dengan permintaan yang dicari (demand). Terlalu sering, pelamar hanya fokus pada mengirimkan CV tanpa memikirkan bagaimana mereka akan “mendelivery” diri mereka.

Dia juga mengingatkan peserta untuk mengatur ekspektasi mereka. Terkadang, kita terlalu memaksakan diri untuk mengejar profesi tertentu tanpa mempertimbangkan keterampilan yang kita miliki.

Angga menjelaskan bahwa kehidupan di dunia sekolah, kampus, dan dunia kerja sangat berbeda. Di dunia kerja, kita akan menghadapi persaingan, dinamika, dan tanggung jawab yang berbeda. Dia juga mengingatkan bahwa memiliki nilai yang baik, lulus dari universitas terkemuka, dan memiliki pengalaman magang bukanlah jaminan untuk kesuksesan dalam mencari pekerjaan.

Penting untuk memiliki keseimbangan antara hard skill dan soft skill. Angga memberikan beberapa tips untuk meningkatkan kedua jenis keterampilan ini, termasuk menerima umpan balik, mencari sarana untuk melatih soft skill, memiliki mentor atau sahabat yang bisa memberikan kritik, menetapkan fokus pada hard skill, dan mengidentifikasi kesenjangan dalam keterampilan.

Angga juga menjelaskan tentang berbagai bentuk perencanaan keterampilan, seperti keterampilan horizontal, vertikal, T-shape, dan M-shape. Dia menekankan bahwa perusahaan akan mencari orang yang memiliki kelebihan lebih banyak daripada kekurangan.

Selanjutnya, Angga memberikan tips tentang bagaimana membuat CV yang efektif dan profil LinkedIn yang kuat. Dia menyarankan penggunaan foto formal, pembuatan judul yang sesuai dengan pekerjaan yang dicari, menulis rangkuman diri yang baik, dan mencantumkan pengalaman kerja yang relevan.

Dalam konteks wawancara kerja, Angga menekankan pentingnya penelitian tentang perusahaan dan posisi yang Anda lamar. Praktikkan wawancara dengan teman-teman sebagai persiapan. Dan yang terpenting, buktikan keterampilan terkait dan pemahaman Anda tentang pekerjaan yang Anda lamar.

Dalam sesi tanya jawab, Angga menjawab pertanyaan tentang magang, ambisi, passion, dan peluang dalam mencari pekerjaan. Dia menyarankan agar Anda memanfaatkan magang yang ada saat ini untuk mendapatkan sebanyak mungkin pengalaman, berbicara dengan atasan jika ada masalah, dan mempertimbangkan pilihan Anda setelah magang. Angga juga menginformasikan bahwa My Skill memiliki lowongan magang tersedia.

Terkait dengan ambisi dan passion, Angga menyarankan agar kita dapat mengejar keduanya. Anda tidak harus memilih antara satu atau yang lain. Keduanya dapat menjadi kunci kesuksesan dalam mencari pekerjaan yang memuaskan.

NLC 2023 : Literasi Keuangan bersama Maybank Indonesia

Masih sebagai bagian dari Literacy Day di hari pertama National Leadership Camp 2023, Rumah Kepemimpinan menggelar dialog pakar bersama Rahma Suci Sentia, Shariah Advisory & Research Maybank Syariah. Tema yang menjadi bahan diskusi adalah “Mewujudkan Stabilitas Keuangan untuk Masa Depan yang Makmur”

Pada hari Kamis, 24 Agustus 2023, Rumah Kepemimpinan mengadakan acara inspiratif dengan tema “Literasi Keuangan: Mewujudkan Stabilitas Keuangan untuk Masa Depan yang Makmur.” Acara ini dihadiri oleh Fuliyanti Ingche, Branch Manager Maybank Sekuritas, dan Rahma Suci Sentia, Shariah Advisory & Research Maybank Syariah.

Acara ini dimulai dengan sambutan dari Martin Hendrawan, Area Branch Manager Maybank Indonesia, yang mengungkapkan keterlibatan Maybank dalam program literasi keuangan. Martin Hendrawan menyebutkan bahwa Maybank telah bekerja sama dengan Rumah Kepemimpinan untuk menyediakan layanan keuangan yang terintegrasi, termasuk pembukaan rekening dana nasabah.

Pemateri pertama, Rahma Suci Sentia, Senior Manager of Shariah Advisory and Assurance, membahas pentingnya literasi keuangan di kalangan mahasiswa. Ia mengungkapkan bahwa seringkali mahasiswa tidak diajari cara mengatur keuangan dan berinvestasi selama masa kuliah. Ini menyebabkan banyak mahasiswa menunda menabung dan tidak memiliki dana darurat. Rahma Suci Sentia menggarisbawahi pentingnya berinvestasi dan mengelola keuangan dengan bijak.

Ia juga membahas konsep “Shariah First,” yang mengedepankan solusi keuangan syariah di semua aspek bisnis. Sentia menjelaskan bahwa prinsip-prinsip syariah wealth management mencakup penciptaan kekayaan, akumulasi kekayaan, perlindungan kekayaan, pemurnian kekayaan, dan distribusi kekayaan melalui sedekah.

Selanjutnya, Fuliyanti Ingche, Branch Manager Maybank Sekuritas, memaparkan produk-produk Maybank Sekuritas, termasuk rekening online, rekening offline, rekening syariah, dan rekening margin. Dia juga memperkenalkan Syariah Online Trading System (SOTS), yang memungkinkan investor membeli saham dari perusahaan berbasis syariah di Indonesia.

Ingche menjelaskan pentingnya Saham Syariah dan mengenalkan indeks saham syariah, yang mencakup 552 saham berdasarkan data Mei 2023. Dia juga membahas fitur-fitur utama SOTS, termasuk mekanisme transaksi sesuai prinsip syariah, laporan kepemilikan saham shariah yang dipisahkan dari kepemilikan uang, dan banyak fitur lainnya.

Dalam sesi tanya jawab, peserta mengajukan pertanyaan tentang topik-topik seperti investasi emas, manajemen risiko untuk investasi di bon dan sukuk, serta program tabungan MyBank. Ingche memberikan jawaban rinci dan solusi untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Acara ini ditutup dengan ajakan untuk mulai berinvestasi syariah melalui layanan Maybank Sekuritas. Selain itu, workshop literasi keuangan juga diselenggarakan untuk memberikan pemahaman lebih lanjut tentang investasi dan pengelolaan keuangan yang bijak. Semua peserta diingatkan tentang pentingnya menabung dan mengelola keuangan dengan baik untuk memastikan masa depan yang lebih stabil dan makmur.

Refleksi dan Perubahan : Evaluasi Semester 2 Rumah Kepemimpinan Sebagai Panggung Perbaikan Peserta

Pada tanggal 4 hingga 17 September 2023, Rumah Kepemimpinan melaksanakan evaluasi ini. Tujuannya adalah untuk mengukur pencapaian peserta Rumah Kepemimpinan selama semester 2, yang berlangsung dari Februari hingga Agustus 2023.

Sebelum evaluasi dimulai, masing-masing regional dan supervisor pembinaan telah melakukan persiapan yang cermat. Ini mencakup pembinaan pribadi peserta, penilaian diri terkait pencapaian learning journey, pelaporan kehadiran, pelaporan amalan ibadah harian, serta memberikan masukan melalui borang evaluasi oleh para supervisor regional. Semua ini bertujuan untuk membantu peserta mencapai yang terbaik.

Evaluasi semester 2 melibatkan 338 Peserta Rumah Kepemimpinan yang aktif hingga Agustus 2023. Tujuh evaluator yang telah terlatih secara khusus bertanggung jawab untuk mengukur pencapaian learning journey peserta. Mereka menilai kompetensi dan perilaku peserta berdasarkan indikator-indikator yang telah diambil dari learning journey utama dengan 13 kata kunci pembinaan selama semester 2.

Hasil evaluasi membagi peserta menjadi tiga kategori: lulus, lulus bersyarat, dan tidak lulus. Peserta yang lulus memperoleh nilai akhir minimal 80, sedangkan peserta lulus bersyarat memiliki nilai minimal 62,80. Peserta dengan nilai di bawah 62,80 dianggap tidak lulus.

Hasil rapat evaluasi menunjukkan bahwa sebanyak 119 peserta berhasil lulus, 207 peserta lulus bersyarat, dan 24 peserta tidak lulus. Peserta yang lulus bersyarat akan terus dipantau hingga 1 Oktober 2023, dengan kemungkinan revisi status kelulusan mereka. Sementara itu, peserta yang tidak lulus terdiri dari tiga peserta yang tidak mengikuti evaluasi, satu peserta yang mengundurkan diri selama proses evaluasi, dan 20 peserta yang tidak memenuhi standar ketuntasan evaluasi semester 2.

Proses evaluasi ini bukan hanya tentang penilaian, tetapi juga tentang refleksi diri dan kesempatan untuk perbaikan. Semoga setiap peserta dapat mengambil manfaat dari evaluasi ini dalam perjalanan mereka menuju kepemimpinan yang lebih baik.

NLC 2023 : Literasi Kewirausahaan bersama Sekjend HIPMI

Sebagai bagian dari pembukaan acara National Leadership Camp 2023, Rumah Kepemimpinan menggelar dialog tokoh bersama Dr. Anggawira, M.M., M.H., yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal BPP HIPMI, Ketua Umum ASPEBINDO, dan Tim Ahli Menteri Investasi. Tema yang menjadi bahan diskusi adalah “Empowering Minds for Entrepreneurships” yang bertujuan untuk membangun literasi dalam entrepreneurship bagi para peserta Rumah Kepemimpinan.

Dalam materinya, Dr. Anggawira membahas pentingnya memahami pikiran berwirausaha sebagai landasan untuk kesuksesan dalam berbisnis. Beliau menggarisbawahi bahwa wirausaha bukanlah sekadar sebuah pekerjaan, melainkan sebuah pemikiran dan sikap mental. Menurutnya, membangun literasi dalam pikiran berwirausaha adalah langkah awal yang krusial dalam mencapai tujuan di dunia bisnis.

Dr. Anggawira juga berbicara tentang peran penting generasi muda, terutama Generasi Z, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan peluang kerja. Ia menekankan bahwa melihat aturan legislatif dan menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak adalah cara yang efektif untuk meraih kesuksesan dalam dunia berwirausaha.

Selain itu, narasumber tersebut juga membahas perubahan besar yang terjadi dalam dunia kerja, terutama dengan perkembangan teknologi dan otomasi. Dr. Anggawira menegaskan bahwa perubahan ini bukanlah ancaman, tetapi peluang untuk menciptakan pekerjaan baru yang memerlukan kreativitas dan inovasi. Ia menyarankan agar Generasi Z menjadikan resiliensi dan karakter yang kuat sebagai modal utama dalam berwirausaha.

Acara ini memberikan pesan yang kuat kepada peserta, bahwa literasi dalam pikiran berwirausaha adalah kunci untuk meraih kesuksesan dalam dunia bisnis yang penuh tantangan. Dengan semangat dan pemahaman yang diberikan oleh Dr. Anggawira dan narasumber lainnya, Generasi Z diharapkan dapat memanfaatkan peluang yang ada dan menjadi pengusaha yang inovatif di masa depan.

Bikin Dampak Nyata dengan Immersion bersama Bang Dasril!

Pada Rabu, 19 Juli lalu, kita diajak bergabung dalam sharing alumni seru bareng bang Dasril Guntara dari Regional Nusantara Putri 1. Acaranya bertema “Immersion to make a RICO (Real Impact Contributor)” yang diadakan secara online via zoom.

Bang Dasril, alumni RK Regional 1 Angkatan 3 yang kini jadi CEO di NICE Indonesia, punya pepatah favorit, “Great project start with great design.” Gimana sih cara menciptakan dampak nyata dengan teknik immersion ini?

Nah, immersion itu kayak observasi yang bikin kamu ikut terlibat dalam aktivitas sehari-hari orang yang kamu amati. Hasilnya, data yang kamu dapetin lebih tajam dan kamu bisa nangkep apa yang mereka beneran butuhin. Jadi, gimana teknik ini bisa bikin dampak yang beneran berasa?

Ada tiga kelebihan pendekatan partisipatif yang bisa bikin proyek kamu luar biasa:

  1. Program sukses itu yang melibatkan komunitas dari awal.
  2. Indikator keberhasilan ditentuin bareng, jadi dampak yang dicapai bukan kebetulan.
  3. Prosesnya fleksibel dan cocok buat masyarakat, jadi semua merasa dihargai dan ga kebeletan.

Dengan dengerin apa yang masyarakat butuhkan, proyek kamu bisa jadi keren dan berkelanjutan. Ini kayaknya penting, deh, karena ‘Needs’ (kebutuhan) itu lebih berharga daripada ‘Wants’ (keinginan).

Nah, buat kamu yang pengen bikin proyek keren dan berdampak, coba deh ikutan langkah-langkah berikut:

  1. Identifikasi Proyek
  2. Buat Perencanaan Proyek
  3. Rancang Dashboard Proyek
  4. Monitoring dan Evaluasi
  5. Bikin Kerangka Pelaporan Proyek

Jadi, yuk, kita inspirasi diri sendiri dan rancang proyek yang bikin perubahan beneran!

Ghazy: Anak Kelas 6 SD Yang Jadi Inisiator Gerakan Berbagi Beras di Solo Raya

Mari kita telusuri kisah inspiratif Ghazy Atha Fadlurahman, seorang peserta Rumah Kepemimpinan R3 Yogyakarta Angkatan XI, yang membuktikan betapa kecilnya tindakan dapat menginspirasi banyak orang. Kisah ini bermula delapan tahun yang lalu, ketika anak-anak kelas 6 SD, termasuk Ghazy, mengumpulkan beras setiap hari Jumat untuk diberikan kepada mereka yang membutuhkan di jalanan.

Terinspirasi oleh seorang guru yang dengan tulus membantu tukang becak setiap hari Jumat, Ghazy merasa tergerak untuk berbuat lebih. Dalam salah satu aksi berbagi, saat ibu-ibu pemulung menjadi penerima manfaat, Ghazy menyaksikan betapa sebuah bantuan kecil bisa menyentuh hati dan menghadirkan kebahagiaan yang tulus.

Melalui perjalanan berbagi ini, Ghazy mengerti bahwa kebaikan bukan hanya tentang memberi, tetapi juga merenungkan diri. Ia menyadari bahwa setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan, dan kelebihan kita dapat menjadi peluang untuk membantu mereka yang membutuhkan. Seiring dengan kesibukannya dalam aksi kebaikan, Ghazy merasakan perubahan positif dalam hidupnya. Lingkungan yang baik, teman-teman yang mendukung, dan pencapaiannya sebagai mahasiswa di UGM serta peserta Rumah Kepemimpinan semuanya berawal dari tekadnya untuk berbuat baik.

Kini, Ghazy telah mengembangkan gerakan berbagi berasnya menjadi Giras Community. Tak hanya berbagi beras, komunitas ini juga berkontribusi dalam berbagai cara, dari berbagi ilmu, tenaga, hingga waktu melalui menjadi relawan di berbagai tempat, seperti panti ODGJ dan panti asuhan. Gerakan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi mereka yang menerima, tetapi juga mengajarkan pentingnya memberikan kontribusi positif pada masyarakat.

Melalui dedikasinya dalam kebaikan, Ghazy membuktikan bahwa tindakan sederhana bisa menginspirasi dan menciptakan perubahan besar. Ia menyarankan agar kita semua selalu mengukur diri dan memastikan bahwa kesibukan kita adalah untuk kebaikan. Dengan semangat dan komitmennya, Ghazy mengajarkan kepada kita bahwa ketika kita berbuat baik pada sesama, bukan hanya manusia yang merasa terbantu, tetapi kita juga mendapatkan dukungan dari Yang Maha Kuasa.