Sudah saatnya peran pemuda yang berasal dari beragam ranah diberi ruang untuk berjejaring dan menjalin narasi demi Indonesia maju. Pagelaran “Panggung Cita Pemuda”, yang dihadiri oleh +300 partisipan online merupakan salah satu agenda perayaan 20 tahun Milad Rumah Kepemimpinan sekaligus menjadi bukti nyata dari RK untuk menggagas dan memfasilitasi pemuda/i negeri.
Digelar selama 3 hari berturut-turut, Panggung Cita Pemuda mengundang 17 tokoh inspiratif pembaharu dalam berbagai isu terkini sesuai perkembangan masyarakat dan terkhusus Generasi Z. Isu tersebut mencakup 5 gagasan, yakni Anti Corruption Movement, Youth And Politics, Global Talent, Digital Transformation, dan Global Environment.
Berbagai narasi besar digaungkan oleh para tokoh inspiratif dalam acara ini. Narasi keharusan pemuda untuk tangguh datang dari Dhita Mutiara Nabella (Founder Cerita Iklim) yang menyebutkan bahwa, “Anak muda harus merdeka sejak dari pikirannya.” Ia menilai implementasi hal positif dari jiwa anak muda mampu menggaet orang yang memiliki ketertarikan yang sama dengannya untuk saling berkembang dan memajukan.
Selaras dengan Dhita, Dharmaji Suradhika (CEO Pemimpin.id) menyisipkan idealisme para pendahulu dari kalangan sultan, sunan, dan bangsawan yang merepresentasikan pemuda sebagai rumah peradaban. “Pergilah ke Teras dan Mengajarlah!”, merupakan penggalan idealisme pendahulu kita, mereka menjadikan teras rumahnya sebagai tempat mengajar untuk seluruh kalangan. Maka sudah seharusnya pemuda masa kini tak memandang manusia berdasarkan strata ekonomi, dibutuhkan pemuda yang mampu keluar dari zona nyaman untuk berbaur dengan masyarakat dan menyemai benih manfaat bagi negeri.
Berbeda dengan Dharmaji yang mengajak para pemuda kini untuk meneladani para pendahulu, Adlil Umarat (Project Portfolio Manajer CIAS) mengenalkan pendekatan projek berbasis pembelajaran bagi pemuda untuk menjadikan diri mereka siap menghadapi masa depan. Bagi Adlil, apa yang dilakukan oleh para tokoh pendahulu di masa silam akan sukses diterapkan di masa mendatang jika pemuda/i mampu mengimplementasikan kolaboratif antar masyarakat demi menggagas hasil terbaik yang lebih masif dan meluas.
Perlu perjalanan panjang untuk menggagas pemuda/i yang siap menghadapi tantangan negeri ini menuju 100 tahun kemerdekaan Indonesia mendatang. Namun berkaca dari ikhtiar Rumah Kepemimpinan dalam memvalidasi potensi kepemimpinan pemuda/i selama 20 tahun, tidak ada hal yang terlambat atau mustahil dilakukan bagi bangsa ini jika kita mengedepankan solidaritas untuk berkarya lebih baik, berdedikasi lebih kuat, dan berdampak lebih unggul.