Masih dalam rangkaian National Leadership Camp 2023, para peserta kedatangan 3 orang alumni spesial dalam malam idealisme. Dalam sebuah diskusi hangat namun berbobot bertajuk “Antara Idealisme dan Pragmatisme: Tantangan Menjaga Idealisme Kami di Dunia Nyata” diadakan. Acara ini mempertemukan beberapa alumni RK yang telah menjalani karier mereka dengan berbagai perjuangan dan kompromi di dunia nyata.
Lakso Anindito, salah satu pembicara, menceritakan tentang pengalamannya berjuang di NGO dan UKP IV. Dia terlibat dalam kasus Mesuji, sebuah sengketa kompleks antara penegak hukum, masyarakat lokal, dan pengusaha sawit. Ini mencerminkan semangat dan usaha yang dia tanamkan ketika masih seorang mahasiswa.
Ketika bekerja di UKP IV selama pemerintahan SBY, Bang Lakso selalu menjadi bagian dari advokasi ketika ada isu-isu nasional yang penting. Namun, pengalamannya tidak berhenti di sana. Dia juga berkarier di KPK, sebuah lembaga yang memerangi korupsi di Indonesia. Namun, takdir berkata lain, ketika dia dipecat setelah mengikuti ujian TWK yang mengindikasikan kurangnya nilai nasionalisme dalam dirinya. Ini memberikan pelajaran bahwa menjalani karier sesuai dengan passion adalah kunci untuk mempertahankan idealisme.
Faldo Maldini menceritakan pengalamannya setelah lulus dari RK. Dia menekankan betapa sulitnya menjaga “Mutaba’ah Yaumiah” atau ketaatan harian yang diajarkan oleh RK. Terkadang, dalam zona nyaman, pertumbuhan terhenti, dan kita harus mencari zona ketidaknyamanan untuk berkembang. Faldo juga berbicara tentang pengalamannya di berbagai universitas dan betapa pentingnya membuat pilihan yang tepat di awal karier.
Namun, Faldo juga memperingatkan tentang kenyataan politik di Indonesia. Dia mengatakan bahwa ketika seseorang memasuki dunia politik, idealisme sering kali terkikis oleh pragmatisme. Politik bisa menjadi jalur yang cepat untuk memengaruhi perubahan, tetapi juga merupakan tempat yang penuh dengan intrik dan taktik.
Shofwan Al-Banna, seorang alumni RK angkatan kedua, juga menceritakan tentang perjuangannya. Dia memiliki latar belakang yang tidak nyaman, dengan tempat tinggal yang nomaden. Namun, idealisme adalah senjata yang selalu menemani ketika dia melewati masa-masa sulit. Bagi Shofwan, motivasi adalah kunci untuk menjalani idealisme, dan keputusan harus didasarkan pada motivasi yang mulia.
Hari ini ketiga alumni tersebut sudah terjun ke dunia kontribusi masing-masing dengan tantangan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Lakso di dunia gerakan dan aktivisme, Faldo di dunia politik, dan Shofwan di dunia gerakan intelektual kampus. Ujian idealisme ada dimana-mana, tidak hanya di dunia politik.
Pada sesi tanya jawab, beberapa peserta mengajukan pertanyaan tentang bagaimana menjaga idealisme sepanjang hidup, terutama ketika dihadapkan dengan kompromi pragmatis. Para pembicara menekankan pentingnya menemukan keseimbangan antara idealisme dan pragmatisme dalam perjalanan karier. Mereka juga membagikan pengalaman dan nasihat mereka tentang bagaimana menjaga semangat idealisme dalam berbagai situasi yang berbeda.