Public Sector Talks: “Pemuda Pelukis Masa Depan Bangsa” bersama Bpk Anies Baswedan

WhatsApp
Telegram
Facebook
Twitter

Jakarta (26/07), Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta berkesempatan menjadi pembicara dan berbagi inspirasi kepada para peserta Rumah Kepemimpinan angkatan 9 pada sesi Public Sector Talks dalam rangkaian acara National Leadership Camp 2018 di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta.

Public Sector Talks kali ini diawali dengan rangkaian ceremony yaitu menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Rumah Kepemimpinan, tilawah, pembacaan Idealisme Kami, serta pemutaran video profil Rumah Kepemimpinan. Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Direktur Rumah Kepemimpinan, Bachtiar Firdaus.

Pada sesi materi yang disampaikan Pak Anies, beliau memberikan pesan serta inspirasi seputar pemimpin masa depan. “What makes you a leader is follower”. Seseorang dapat dikatakan pemimpin ketika memiliki pengikut yang sukarela. Maka seorang pemimpin yang hebat harus memikirkan kepentingan pengikutnya, ummat, dan bangsa seperti pemimpin-pemimpin terdahulu yang mencintai bangsanya melebihi mencintai dirinya sendiri.

Tiga level yang harus dimiliki seorang pemimpin menurut beliau yaitu gagasan, kata-kata, dan kerja. Namun akhir-akhir ini kata-kata sering tidak dihargai dan dianggap tidak penting. Maka kita harus menjadi pemimpin-pemimpin yang menghargai kata-kata dan memiliki ketiga level tersebut.

Pak Anies juga berpesan agar kita semua menjadi orang-orang yang selalu menjaga persatuan, karena yang membuat Indonesia itu hebat bukanlah keberagamannya, melainkan persatuan dalam keberagaman tersebut.

“Berbeda pikiran bukan berarti bermusuhan. Tunjukkan kepada sejarah bahwa anda bisa bersatu walaupun pikiran anda semua berbeda. Karena pikiran itu tidak bisa diatur, namun yang bisa diatur ialah bagaimana cara mengekspresikan pikiran.” Tutur pak Anies.

Dalam pidatonya kali ini, beliau juga memaparkan hal-hal yang harus dimiliki dan dipersiapkan oleh seorang pemimpin masa depan. Menurut beliau, seorang pemimpin harus memiliki kompetisi yang berdasarkan state of the art, jaringan nasional maupun global, menguasai bahasa internasional, dan menguasai literasi dasar. Seorang pemimpin juga harus mempersiapkan dan mengasah 4 kemampuan berikut, yaitu menumbuhkan critical thinking, creative thinking, komunikasi baik lisan maupun tulisan, serta kemampuan kolaborasi dan kerjasama.

“Saya titip masa depan Indonesia kepada kalian. Tugas kalian adalah memahami sejarah dan membuat sejarah-sejarah baru Indonesia di masa depan.” Itulah pesan terakhir yang beliau sampaikan kepada seluruh peserta Rumah Kepemimpinan angkatan 9.

More to explorer

Leave a Reply