
Resep Sukses MRT: Integritas, Inovasi dan Kolaborasi
Jakarta – Rumah Kepemimpinan kembali menghadirkan sesi inspiratif bertajuk “Leadership in Action: Inspiring Lessons from MRT Jakarta’s Visionary Leader” yang digelar di Auditorium Rumah Kepemimpinan pada Senin malam, 13 Januari 2025. Acara ini menghadirkan Bapak Tuhiyat, AK., MM, QIA, CMA, CA, Direktur Utama MRT Jakarta, sebagai pembicara utama. Dalam sesi ini, beliau berbagi kisah perjalanan kariernya, mulai dari mahasiswa hingga menjadi pemimpin perusahaan transportasi modern yang membawa transformasi besar di Indonesia.
Transformasi MRT Jakarta: Kepemimpinan Berbasis Visi
Sejak diangkat sebagai Direktur Utama PT MRT Jakarta pada Oktober 2022, Tuhiyat telah menunjukkan kepemimpinan visioner dalam membangun MRT Jakarta menjadi moda transportasi publik yang efisien, ramah lingkungan, dan berkelas dunia. Di balik keberhasilan MRT melayani ratusan ribu penumpang setiap hari dengan tingkat ketepatan waktu 99,8%, ada semangat untuk menghadirkan perubahan berkelanjutan di Jakarta.
“Integritas adalah kunci. Sebagai pemimpin, Anda harus berani mengambil keputusan yang benar, tanpa melanggar aturan dan tanpa merugikan pihak lain,” ujar Tuhiyat dalam paparannya. Ia menekankan pentingnya ketegasan dalam kepemimpinan, terutama dalam menghadapi tantangan besar seperti mengintegrasikan budaya kerja lintas generasi dan inovasi teknologi.
Pentingnya Inovasi dan Kolaborasi Anak Muda
Dalam sesi tersebut, Tuhiyat juga berbagi pandangannya tentang peran penting generasi muda dalam membawa inovasi. Ia mengungkapkan bahwa perusahaan perlu memberi ruang bagi ide-ide kreatif dari anak muda, sebab stagnasi inovasi dapat menjadi ancaman bagi keberlanjutan organisasi.
“MRT Jakarta tidak hanya membangun jalur kereta, tetapi juga memperbaiki wajah kota. Inovasi adalah nafas kami. Anak muda adalah sumber ide segar yang bisa membawa perubahan besar,” kata Tuhiyat.
Mengatasi Tantangan Transportasi Publik di Jakarta
Sebagai kota termacet ketujuh di dunia, Jakarta menghadapi kerugian ekonomi besar akibat kemacetan. MRT Jakarta hadir sebagai solusi untuk mengurangi kerugian triliunan rupiah tersebut. Tuhiyat menjelaskan langkah-langkah strategis, termasuk integrasi transportasi dan perubahan budaya masyarakat, seperti kebiasaan penggunaan eskalator.
“Budaya kecil, seperti aturan penggunaan eskalator untuk berjalan di kanan dan diam di kiri, sekarang telah menyebar ke tempat lain. Prinsip inklusif juga diterapkan di MRT dengan fasilitas ramah disabilitas, lansia, dan ibu hamil,” tambahnya.
Pesan Inspiratif untuk Generasi Muda
Dalam sesi tanya jawab, Tuhiyat memberikan motivasi kepada peserta untuk selalu menjunjung integritas, membangun jaringan yang luas, dan tidak takut menghadapi tantangan. Ia juga menekankan pentingnya doa dalam perjalanan hidup.
“Jangan takut miskin, jangan takut gagal. Lakukan networking dengan segala lapisan masyarakat. Nabi Muhammad pun sukses karena memiliki jaringan yang luar biasa. Tapi, ingatlah untuk selalu rendah hati dan berdoa,” tutupnya.
Acara ditutup dengan harapan besar dari Tuhiyat terhadap generasi muda Indonesia. Ia percaya bahwa dari Rumah Kepemimpinan akan lahir para pemimpin visioner yang mampu membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
Dengan tema yang relevan dan pembicara yang inspiratif, sesi ini menjadi momen pembelajaran penting bagi para peserta dalam memahami esensi kepemimpinan yang berdampak besar.
Baca juga artikel Alumni Rumah Kepemimpinan atau artikel lainnya disini
- Aulia Nur Fajriyah: Membangun “Satu Surga” dalam Kehidupan Lewat Kebaikan dan Persaudaraan, seorang alumni Rumah Kepemimpinan
- Ghazy: Anak Kelas 6 SD yang Jadi Inisiator Gerakan Berbagi Beras di Solo Raya, inspirasi dari alumni Rumah Kepemimpinan
Baca juga materi-materi berharga lainnya di rumahkepemimpinan.org dan dapatkan informasi terbaru tentang alumni Rumah Kepemimpinan hanya disini.
Penulis: Anisa Wakidah

Pohon Kehidupan Rumah Kepemimpinan Menumbuhkan Pemimpin Indonesia Meretas Batas Dunia

Studi Kepemimpinan Rendah Hati Mendorong Karyawan Jadi Leader

Pemimpin Itu Terlahir atau Dibentuk? Ini Jawabannya
