malas

Memahami Cara Kerja Otak Malas dan Cara Memanfaatkannya

February 21, 2025
|
admin

rumahkepemimpinan –Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menganggap bahwa keputusan seseorang didasarkan pada informasi yang mereka miliki. Namun, penelitian menunjukkan bahwa manusia tidak selalu membuat keputusan berdasarkan pertimbangan rasional, melainkan berdasarkan apa yang paling mudah dilakukan.

Otak manusia memang luar biasa, tetapi juga memiliki keterbatasan. Dengan hanya 3% dari total berat tubuh, otak mengonsumsi 20–25% energi harian kita. Untuk menghemat energi, otak cenderung mengambil jalan pintas dalam mengambil keputusan. Inilah sebabnya mengapa kebiasaan, lingkungan, dan kebijakan tertentu dapat sangat memengaruhi perilaku seseorang.

Lingkungan Berperan dalam Keputusan Kita

Pernahkah Anda merasa lebih mudah membeli produk yang sering Anda lihat atau yang berada di rak paling depan? Itu bukan kebetulan, melainkan hasil dari bagaimana otak kita bekerja. Kita lebih cenderung memilih sesuatu yang mudah diakses dibandingkan yang memerlukan usaha ekstra.

Contoh paling sederhana bisa dilihat dari supermarket. Produk yang ditempatkan di ujung lorong (endcap) atau dekat kasir memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk dibeli. Bukan karena produk tersebut lebih baik, tetapi karena lebih mudah dijangkau.

Hal serupa juga terjadi dalam pengambilan keputusan besar, seperti kebiasaan menabung. Studi menunjukkan bahwa mengubah sistem pendaftaran program pensiun dari opsi keikutsertaan sukarela (opt-in) menjadi opsi keikutsertaan otomatis (opt-out) dapat meningkatkan partisipasi karyawan dalam program pensiun. Mengapa? Karena opsi default lebih mudah diikuti dibandingkan mengubahnya secara manual.

Membuat Pilihan yang Baik Jadi Mudah, dan yang Buruk Jadi Sulit

Jika ingin memengaruhi perilaku seseorang secara positif, kita harus memahami bagaimana otak bekerja dan bagaimana lingkungan dapat memengaruhi keputusan.

Contoh nyata dari penerapan prinsip ini adalah kampanye pengurangan kebiasaan merokok di Amerika Serikat. Pada tahun 1960-an, sekitar 50% orang dewasa di sana merokok. Kini, angkanya turun drastis menjadi sekitar 20%. Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan ini adalah pengaturan lingkungan.

Implementasi di Dunia Kerja dan Kehidupan Sehari-hari

Konsep ini tidak hanya berlaku untuk kebiasaan belanja atau kesehatan, tetapi juga bisa diterapkan dalam dunia kerja. Misalnya, jika ingin mengurangi waktu meeting yang terlalu panjang, cukup ubah pengaturan default kalender perusahaan dari 60 menit menjadi 30 menit. Dengan begitu, orang akan cenderung memilih rapat yang lebih singkat tanpa harus berpikir panjang.

Hal yang sama bisa diterapkan dalam manajemen tim, pendidikan, dan bahkan dalam membentuk kebiasaan pribadi. Jika ingin mulai membaca buku lebih sering, tempatkan buku di tempat yang mudah dijangkau, bukan tersembunyi di rak yang tinggi.

Jika kita ingin memengaruhi perilaku seseorang, kita tidak selalu harus mengandalkan informasi atau persuasi langsung. Cara yang lebih efektif adalah dengan mengatur lingkungan, sehingga pilihan yang baik menjadi lebih mudah dilakukan dan pilihan yang kurang baik menjadi lebih sulit.

Jadi, mari mulai berpikir lebih strategis dalam menciptakan perubahan—baik untuk diri sendiri, tim, maupun masyarakat. Dengan memahami cara kerja otak dan bagaimana ia mencari jalan pintas, kita bisa membangun kebiasaan yang lebih baik secara lebih efektif.

Baca juga artikel Alumni Rumah Kepemimpinan atau artikel lainnya disini

Baca juga materi-materi berharga lainnya di rumahkepemimpinan.org dan dapatkan informasi terbaru tentang alumni Rumah Kepemimpinan hanya disini.

Penulis: Anisa Wakidah