
Kenapa Resolusi Awal Tahun Selalu Gagal
Jakarta – Awal tahun seringkali menjadi momen penuh harapan bagi banyak orang. Kita menetapkan resolusi dengan semangat baru, mulai dari menurunkan berat badan, membaca lebih banyak buku, hingga mengelola keuangan lebih baik. Namun, realitasnya, tidak sedikit dari kita yang menyerah di tengah jalan. Mengapa hal ini terjadi? Tiga buku baru, yaitu Big Goals karya Caroline Adams Miller, Tiny Experiments oleh Anne-Laure Le Cunff, dan Reset dari Dan Heath, mencoba memberikan jawaban sekaligus strategi untuk mengatasinya.
Resolusi yang Terlalu Ambisius
Caroline Adams Miller, seorang pelatih eksekutif sekaligus penulis buku Big Goals, menyoroti kelemahan banyak pendekatan dalam menetapkan tujuan. Salah satunya adalah konsep “SMART goals” (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) yang sering kali menghasilkan target yang terlalu rendah atau tidak relevan. Ia berpendapat bahwa resolusi harus menantang namun tetap realistis, dengan memanfaatkan teori Goal-Setting (GST) yang diperkenalkan Edwin Locke dan Gary Latham pada 1960-an.
Menurut Miller, ada dua jenis tujuan: tujuan kinerja dan tujuan pembelajaran. Tujuan kinerja adalah hal-hal yang sudah kita kuasai dan bisa dipecah menjadi langkah-langkah kecil, sedangkan tujuan pembelajaran menuntut kita untuk menguasai keterampilan atau pengetahuan baru. Namun, ia juga menekankan bahwa konteks sosial dan sistemik, seperti tekanan pekerjaan atau stigma mental, dapat menghambat kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, ia memperkenalkan metode “BRIDGE” yang membantu individu menentukan apakah tujuan mereka layak dikejar dan bagaimana mencapainya.
Eksperimen Kecil, Dampak Besar
Berbeda dengan Miller, Anne-Laure Le Cunff dalam bukunya Tiny Experiments mengajak kita untuk meninggalkan pendekatan linear dalam mencapai tujuan. Ia menyarankan kita mengganti ketakutan akan kegagalan dengan rasa ingin tahu dan mengganti fokus pada hasil dengan proses. Le Cunff memperkenalkan konsep “jendela ajaib” atau magic windows, yaitu momen-momen kebahagiaan dan kreativitas yang muncul ketika kita benar-benar terlibat dalam aktivitas yang bermakna.
Ia juga menawarkan metode “triple check” yang terdiri dari tiga pertanyaan: Apakah tugas ini sesuai secara rasional (head)? Apakah ini menarik secara emosional (heart)? Dan apakah ini dapat dilakukan secara praktis (hand)? Dengan cara ini, kita dapat memahami penyebab sebenarnya dari penundaan atau kegagalan kita, dan mengambil langkah yang lebih tepat.
Mengatur Ulang Strategi
Jika dua pendekatan sebelumnya belum memberikan hasil yang diinginkan, Dan Heath dalam bukunya Reset mengusulkan untuk mencari leverage points, yaitu titik-titik di mana upaya kecil dapat memberikan hasil besar. Salah satu caranya adalah dengan memahami sistem kerja secara menyeluruh sebelum mencoba membuat perubahan. Heath juga mengingatkan pentingnya mengganti metode yang tidak efektif untuk menghindari perasaan gagal yang berulang.
Solusi yang Lebih Sederhana
Pada akhirnya, ketiga buku ini mengajarkan bahwa mencapai tujuan bukan tentang mengikuti tren atau pendekatan yang terlalu rumit. Sebaliknya, kita perlu kembali ke hal-hal mendasar: menjaga kesehatan, meluangkan waktu untuk keluarga dan teman, serta membuat daftar tugas yang realistis. Daripada fokus pada perubahan besar, temukan satu hal kecil yang bisa ditingkatkan setiap minggunya.
Jadi, jika resolusi Anda sering gagal, mungkin saatnya untuk berhenti mengandalkan cara lama yang tidak efektif. Cobalah untuk bereksperimen, nikmati prosesnya, dan ubah pendekatan Anda dengan lebih sederhana dan fleksibel. Siapa tahu, di tahun ini, resolusi Anda justru menjadi kenyataan.
Baca juga artikel Alumni Rumah Kepemimpinan atau artikel lainnya disini
- Aulia Nur Fajriyah: Membangun “Satu Surga” dalam Kehidupan Lewat Kebaikan dan Persaudaraan, seorang alumni Rumah Kepemimpinan
- Ghazy: Anak Kelas 6 SD yang Jadi Inisiator Gerakan Berbagi Beras di Solo Raya, inspirasi dari alumni Rumah Kepemimpinan
Baca juga materi-materi berharga lainnya di rumahkepemimpinan.org dan dapatkan informasi terbaru tentang alumni Rumah Kepemimpinan hanya disini.
Penulis: Anisa Wakidah

Pohon Kehidupan Rumah Kepemimpinan Menumbuhkan Pemimpin Indonesia Meretas Batas Dunia

Studi Kepemimpinan Rendah Hati Mendorong Karyawan Jadi Leader

Pemimpin Itu Terlahir atau Dibentuk? Ini Jawabannya
