Menggadai Tambak Udang, Untuk #Berbagi Kebahagiaan bersama Cancer Warrior Children!
Alwi, seorang mahasiswa Teknik Geologi dari Universitas Padjadjaran, membawa semangat dan nilai-nilai kearifan lokal dalam setiap langkah hidupnya. Berasal dari keluarga petani udang di pesisir Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Alwi mengenal perjuangan sejak usia dini. Keterbatasan ekonomi menjadi bagian dari hidup yang harus ia atasi, dan semangat belajarnya tak pernah pudar meski dengan segala tantangan. Dengan dukungan tiga beasiswa, salah satunya dari Rumah Kepemimpinan, Alwi berhasil membiayai pendidikan dan terus mengasah potensinya, menjadikan keterbatasan sebagai batu loncatan.
Kisah inspiratif Alwi semakin berkembang ketika ia terlibat dalam kegiatan sosial bersama anak-anak Cancer Warrior di Yayasan Kasih Anak Indonesia Bandung. Dalam momen penuh emosi itu, Alwi dan timnya tak hanya membawa keceriaan bagi anak-anak, tetapi juga merasakan getaran kebahagiaan yang tulus dari senyum mereka. Pengalaman ini baginya bukan sekadar interaksi sosial, tetapi momen pembelajaran tentang kebersamaan dan saling mendukung di tengah keterbatasan. Dalam perannya sebagai Public Relation Event pada kegiatan Trapspot AAPG UNPAD SC, Alwi menunjukkan kemampuan komunikasi yang kuat, menjalin keakraban dengan anak-anak Cancer Warrior, dan menghadirkan pengalaman berharga yang tak mudah terlupakan.
Prinsip #BerbagiKebahagiaan menjadi landasan kuat Alwi dalam menghadapi hidup. Ia percaya bahwa interaksi sosial harus memberi makna, bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain yang ia temui. Prinsip ini, yang mungkin sederhana, ternyata memegang peran penting dalam membentuk nilai-nilai kepemimpinan yang ia yakini dan jalani. Bagi Alwi, Rumah Kepemimpinan adalah wadah untuk mengembangkan karakter, bukan sekadar menorehkan prestasi akademis, tetapi juga membangun empati dan pengabdian yang utuh.
Cita-citanya menjadi sarjana pertama dalam keluarga mendorongnya untuk bekerja keras dan berkomitmen pada tujuan jangka panjang, termasuk memulihkan tambak udang keluarganya yang pernah tergadaikan. Alwi menginspirasi dengan mengingatkan bahwa keterbatasan bukanlah hambatan mutlak, melainkan pemicu untuk terus berjuang dan berkontribusi bagi masyarakat. Melalui dedikasinya dalam pendidikan, empati sosial, dan tekad dalam membangun masa depan yang lebih baik, Alwi mengajarkan bahwa #BerbagiKebahagiaan bukan hanya semboyan, melainkan prinsip hidup yang dapat membawa perubahan nyata.
Kisah Alwi menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa ketika nilai-nilai kebaikan dijunjung tinggi, kita dapat menciptakan dampak positif yang melampaui batasan diri sendiri. Alwi mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya ditemukan dalam pencapaian pribadi, tetapi juga dalam upaya membahagiakan dan memberi dampak pada orang lain.