Sembuhkan Luka, Menghapus Tangis: Kisah Inspiratif Reni Anggraini
Menyembuhkan Luka di Tengah Derita
Nama Reni Anggraini, atau akrab disapa Rere, sudah tidak asing bagi mereka yang bergerak di bidang kemanusiaan. Lahir dari keluarga sederhana di pedalaman Aceh Timur dan menghadapi tragedi akibat konflik, ia tumbuh dengan semangat tak tergoyahkan. Berbekal cinta akan alam dan kekuatan dari pengalaman hidup, lulusan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada ini memutuskan hidupnya untuk selalu dekat dengan masyarakat yang membutuhkan.
Mengubah Luka Menjadi Kepedulian
Meski kehidupannya penuh ujian, Rere tak gentar. Ia menempuh pendidikan di SMA Unggulan CT ARSA Foundation dan melanjutkan studinya di Yogyakarta. Di sana, Rere mulai aktif sebagai relawan di berbagai komunitas. Salah satunya di Yayasan Lentera, tempat ia mendampingi anak-anak penderita penyakit langka di RS Sardjito. “Ruangan paling dingin yang pernah saya masuki adalah bangsal kanker anak,” ungkap Rere. Kesedihan yang ia rasakan saat melihat para ibu menatap penuh harap pada anak-anak mereka yang berjuang melawan penyakit tak bisa ia lupakan.
Tak hanya itu, Rere juga aktif di Rumah Zakaf Infaq Sodaqoh UGM (RZIS), membantu keluarga prasejahtera, difabel, dan mereka yang membutuhkan. Melalui kegiatan ini, Rere berhadapan langsung dengan ketidakadilan sosial dan berbagai kisah hidup yang penuh tantangan. Tangisnya kerap pecah, namun hatinya semakin kuat untuk terus memberi.
Menyusuri Jejak Kemanusiaan Hingga Pelosok Negeri
Dedikasi Rere dalam misi kemanusiaan membawanya menjelajahi banyak tempat. Ia pernah bertemu dengan para TKI di Malaysia yang hidup dalam kesulitan dan sering dipandang rendah. Dengan tekad yang sama, Rere melakukan solo traveling untuk melihat langsung realitas hidup di berbagai daerah. Pengalamannya membentuk rasa empati yang mendalam dan semakin menguatkan komitmennya untuk selalu menjadi bagian dari solusi.
Mengalirkan Air Kehidupan di Tengah Kekeringan
Kini, Rere bekerja dengan NGO di bidang kemanusiaan, terjun langsung membantu masyarakat yang terpinggirkan di Gunung Kidul. Wilayah ini sangat rawan kekeringan; banyak desa kekurangan air bersih, dan sebagian warganya menderita stunting, penyakit ginjal, dan cacat fisik. Pada musim kemarau, Rere dan timnya pernah menyalurkan air bersih ke desa-desa yang terdampak. Baginya, tak ada pemandangan yang lebih mengharukan daripada melihat senyum seorang ibu yang berterima kasih ketika air mengalir kembali di desanya.
Hidup Berarti, Mengabdi Tanpa Pamrih
Sebagai alumni Rumah Kepemimpinan, idealisme yang pernah dibina selalu membekas di hati Rere. Baginya, hidup bukan tentang prestasi yang terlihat, tetapi tentang ketenangan hati dalam pengabdian kepada Tuhan. Misi hidupnya jelas: membawa nilai-nilai kemanusiaan, mengangkat harkat hidup sesama, dan membuat hidup lebih bermakna, meski jauh dari sorotan publik.
Ayo Bergabung dalam Perjalanan Kemanusiaan
Melalui kisah Rere, kita diingatkan bahwa setiap individu memiliki peran dalam membangun dunia yang lebih baik. Rere membuktikan bahwa siapa pun bisa menjadi pahlawan, baik di kampung halaman maupun di pelosok negeri. Jika kamu ingin ikut berkontribusi dan mendukung misi kemanusiaan, langkah kecilmu hari ini bisa membawa perubahan besar bagi mereka yang membutuhkan.