Silaturahim dengan Adaro Foundation : Perkuat Kolaborasi untuk Bangun Negeri

Selasa (18 Juli 2023) Rumah Kepemimpinan berkesempatan untuk bersilaturahim dengan Adaro Foundation di kantor pusat Adaro, Kuningan, Jakarta. Pertemuan ini merupakan perkenalan awal untuk membuka berbagai peluang kolaborasi di masa depan.

Peluang kolaborasi tersebut ternyata terbuka besar setelah kedua lembaga saling mengetahui concern dan value utama dari masing-masing lembaga. Sebagaimana Rumah Kepemimpinan, Adaro Foundation memiliki visi untuk membangun Indonesia. Salah satu program dari Adaro Foundation adalah Adaro Nyalakan Ilmu, dimana program tersebut berfokus kepada pembangunan kualitas SDM di Indonesia. Hal tersebut tentu sangat senada dengan cita-cita besar Rumah Kepemimpinan yang ingin membangun Indonesia dari kualitas SDMnya.

Adaro Foundation merupakan lembaga nonprofit dari Grup Adaro yang bertanggungjawab untuk menaungi kegiatan-kegiatan tanggungjawab sosial (CSR) dari perusahaan-perusahaan Adaro. Adaro Foundation memiliki visi berkelanjutan untuk membantu mewujudkan masyarakat yang sejahtera, cerdas dan mandiri dalam lingkungan yang lestari melalui 5 bidang utama yaitu: Ekonomi, Edukasi, Kesehatan, Sosial Budaya, dan Lingkungan.

Adaro Foundation yang diwakili Zuraida Murdia Hamdie selaku CSR Departement Head menyampaikan rasa bahagianya bisa bersilaturahim dan mengenal program Rumah Kepemimpinan lebih lanjut. Peluang kolaborasi bersama ke depannya akan sangat berpotensi terjadi, khususnya di bidang Edukasi dimana Adaro Foundation memiliki banyak kesamaan cita-cita dan program dengan Rumah Kepemimpinan.

Belajar dari Kepala Desa Termuda yang Sukses Membangun Desa Berjo

Rumah Kepemimpinan Regional Surakarta mengadakan kegiatan dialog tokoh dengan Wahyu Budi Utomo, Plt. Kepala Desa Berjo, yang merupakan Kepala Desa Termuda di Kabupaten Karanganyar. Selain bersilaturahmi para peserta juga belajar tentang bagaimana cara menjadi pemimpin muda yang berpengaruh bagi masyarakat di Studio Tani miliknya, Dusun Tagung, Desa, Tlogo, Berjo (2/6).

Diangkat menjadi Plt. Kepala Desa di Usia Muda

Wahyu Budi Utomo, yang kerap disapa Mas Wahyu, diangkat menjadi Plt. Kepada Desa di usia yang relatif muda, yaitu saat dirinya baru berusia 26 tahun. Walau demikian, ia sukses membangun Desa Berjo hingga menjadi desa terkaya di Kabupaten Karanganyar.

Desa Berjo terletak di Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini terletak di lereng Gunung Lawu, sehingga desa ini memiliki pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk.

Dilalui oleh Sungai Kedungpanji dan Sungai Blado yang memiliki peran penting dalam pasokan air bagi kegiatan pertanian dan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Tanahnya yang subur cocok untuk pertanian, terutama untuk pertanian padi, sayuran, dan perkebunan, seperti teh dan kopi.

Melakukan Berbagai Pendekatan

Kesuksesannya tersebut tak lepas dari berbagai pendekatan yang ia lakukan. Salah satunya dengan pendekatan kultural, yaitu dengan adanya tongkrongan pinggir sawah bersama para pemuda di Desa Berjo.

Dari diskusi-diskusi tentang kondisi pertanian dan petani masa kini di tongkrongan pinggiran sawah tersebut, lahirlah Kelompok Taruna Tani yang menjadi wadah untuk berusaha di bidang pertanian.

Selain pendekatan kultural, ia juga menerapkan berbagai kebijakan yang mendukung kemajuan desa. Beliau memberi kesempatan bagi warganya untuk memperoleh modal dan akses pasar, serta menerapkan kebijakan lainnya guna mendorong pertumbuhah ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Mas Wahyu, kunci dalam berkontribusi adalah terus berbenah dan menjadi kreatif. Mulailah dari yang paling dekat dan yang bisa kita lakukan terlebih dahulu. Pengaruh positif tentu akan berjalan beriringan dengan kontribusi yang diberikan. Kegiatan dialog tokoh Regional 9 Rumah Kepemimpinan Surakarta ini memberikan wawasan dan inspirasi kepada peserta dalam membangun kepemimpinan yang berdampak positif bagi masyarakat.

Nurture and Development Program NAMA Fund Batch 5

Jumat – Minggu (21-23 Juli 2023) NAMA Foundation berkolaborasi dengan Rumah Kepemimpinan menyelenggarakan program NAMA Fund Indonesia Batch 5 – Orientation Camp. Program ini merupakan pembukaan program bagi penerima beasiswa NAMA Fund Indonesia di tahun ini.

NAMA Fund Indonesia merupakan beasiswa kuliah inisiatif dari NAMA Foundation dan dieksekusi oleh Rumah Kepemimpinan. Di angkatan ini, terdapat 19 penerima beasiswa yang diseleksi dari total 3000 pendaftar dari seluruh Indonesia.

NAMA Fund Orientation Camp tahun ini dimulai dengan contract signing di tanggal 21 malam. Seluruh peserta menandatangani kontrak kerjasama antara peserta, wali, serta penyelenggara beasiswa yakni NAMA Foundation dan Rumah Kepemimpinan.

Esok harinya, para peserta berangkat bersama dari kantor Rumah Kepemimpinan menuju ke Azana Hotel, Puncak, Jawa Barat.

Pada hari pertama, peserta disuguhkan dengan modul materi manajemen diri. Menghadapi dunia baru di universitas, setiap peserta diajarkan untuk mampu mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk menjadi mahasiswa yang produktif. Waktu, jejaring, serta berbagai sumber daya lainnya harus mampu dioptimalkan untuk menjadi produktif.

Hari pertama ditutup untuk dengan sesi deep introduction yang membangun bonding peserta serta mengajak peserta untuk lebih mengenal satu dengan lainnya. Saling mengenali, untuk mencari ruang-ruang berkolaborasi.

Hari kedua dibuka dengan berolahraga serta aktivitas tracking menelusuri alam di sekitar puncak. Mendaki perbukitan, menyusuri petak-petak sawah, membersamai setiap perjalanan dengan interaksi yang merekatkan.

Hari kedua ditutup dengan materi tentang Mindset Menghadapi Dunia Kampus, mendorong peserta untuk memiliki banyak ruang kontribusi di dunia mahasiswa bukan hanya kuliah saja.

Tidak lupa sesi perdana dari group coaching yang ke depannya akan difasilitasi oleh Rumah Kepemimpinan kepada seluruh peserta di setiap bulannya.

Agenda orientasi ini diharapkan dapat membantu peserta NAMA Fund Indonesia untuk dapat memiliki mindset yang lebih kuat dalam menghadapi dunia kampus. Selain itu juga diharapkan membangun kebersamaan antar peserta, sebelum mereka akan bertemu secara offline lagi 4 tahun ke depan setelah mereka lulus.

Generasi Muda Bergabung dalam Dialog Tokoh Nasional: Membahas Ketahanan Ideologi Menuju Indonesia Emas 2045

Jakarta – Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia, Brigadir Jenderal Polisi R. Ahmad Nurwakhid, M.M., hadir dalam agenda Dialog Tokoh Nasional yang diselenggarakan oleh Rumah Kepemimpinan. Diselenggarakan di Auditorium Rumah Kepemimpinan, dialog tokoh tersebut dihadiri oleh para Peserta Rumah Kepemimpinan secara hybrid (27/7/2023).

Dialog tokoh kali ini bertemakan “Ketahanan Ideologi Menuju Indonesia Emas 2045”. Brigadir Jenderal Polisi R. Ahmad Nurwakhid, M.M. mengawali dengan penjelasan mengenai ketahanan nasional.

“Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bernegara, meliputi ideologi, politik, sosial, ekonomi, budaya, hukum, pertahanan, dan keamanan.”, ujarnya. Kondisi dinamis tersebut dikenal dengan IPOLEKSOSBUDKUMHANKAM. Unsur ini melengkapi bagaimana pemerintah menjalankan good governance dan adanya demokrasi partisipatoris, begitulah ungkapan tambahan dari Nurwakhid.

Nurwakhid membawa peserta untuk memahami bahwa ketahanan nasional dapat diwujudkan melalui ketahanan ideologi oleh masyarakat.

“Ideologi adalah ide, paradigma, pondasi, falsafah, dan arah dalam kehidupan berbangsa, sehingga dalam berbangsa (ideologinya) harus sama.”, kata Nurwakhid.

Oleh karena itu, Peserta Rumah Kepemimpinan yang merupakan para mahasiswa perlu mengetahui ancaman-ancaman terhadap ketahanan ideologi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

“Sebagai pemimpin dan kader pemimpin bangsa ini, perlu memiliki sifat komitmen kebangsaan, toleransi, antikekerasan, akomodatif terhadap budaya dan kearifan lokal, serta mengakui dan menghormati pemerintah yang sah.”, nasihat Nurwakhid kepada Peserta Rumah Kepemimpinan yang hadir.

Beliau mengajak Peserta Rumah Kepemimpinan untuk memaksimalkan peran peserta sebagai mahasiswa dengan ilmu, pengetahuan, dan penguasaan teknologi yang dimiliki agar turut serta menjadikan Pancasila sebagai dasar bernegara, sehingga harapannya Peserta Rumah Kepemimpinan dapat menjadi pemimpin yang moderat sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan dalam program pembinaan.

“Rumah Kepemimpinan menyiapkan generasi masa depan Republik Indonesia melalui program pembinaan kepemimpinan bagi mahasiswa yang kini memasuki usia millenial.”, ungkap Nurwakhid.